Senin, 12 Maret 2012

ekonomi mikro

PEREKONOMIAN TERBUKA (EMPAT SEKTOR)

Pada perekonomian dua sektor dan perekonomian tiga sektor telah diketahui bagaimana tingkat kegiatan ekonomi suatu negara ditentukan. Pada pembahasan ini ada 2 kegiatan pengeluaran yang tidak terdapat pada perekonomian dua sektor dan tiga sektor yaitu ekspor dan impor. Dua kegiatan ini juga memiliki pengaruh terhadap pengeluaran agregat, pendapatan nasional dan tingkat kegiatan suatu perekonomian. Analisis kedua hal itulah yang telah sepenuhnya menggambarkan kegiatan ekonomi dalam suatu negara yang berwujud dalam realitas. Kedua hal itu merupakan unsur dari sektor luar negeri. Analisis penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian tersebut dinamakan sebagai keseimbangan pendapatan nasional dalam empat sektor atau perekonomian terbuka.

Konsumsi terbuka meliputi lima jenis pengeluaran agregat, yaitu sebagai berikut:
1.  Konsumsi rumah tangga(CDN) terhadap barang produksi dalam negeri.
2.  Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan dalam berproduksi.
3.  Pengeluaran pemerintah terhadap barang-barang dan jasa produksi dalam negeri (G).
4.  Ekspor, yaitu pembelian barang produksi dalam negeri oleh negara lain (X).
5.  Impor, yaitu pembelian barang produksi negara lain untuk konsumsi dalam negeri (M).

Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan:
a.    Penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat.
b.    Suntikan sama dengan bocoran.

Penawaran dan peneluaran agregat dalam perekonomian terbuka
Dalam perekonomian terbuka, barang dan jasa yang diperjual belikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang:
1.     Produksi dalam negeri dan meliputi pendapatan nasioanal (Y)
2.     Impor dari luar negeri. Dengan demikian, AS=Y+M.
Aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka menunjukkan pengeluaran agregat keatas pendapatan nasional,meliputi 4 komponen yaitu: konsumsi RT (CDN) investasi perusahaan (I), pengeluaran pmerintah (G) dan ekspor (X). Maka pengeluaran agregat keatas produksi dalam negri (AEDN) adalah:
AEDN=CDN +I+G+X

Dalam perekonomian terbuka perbelanjaan agrregat (AE) meliputi perbelanjaan agregat keatas dalam negri dan pengeluaran impor, maka:
AE=AEDN+M atau AE=Cdn+I+G+X+M

Konsumsi RT terdiri dari pengeluaran keatas produksi dalam negeri (Cdn) dan pengeluaran keatas barang impor (M). Maka keseluruhan konsumsi RT (C) adalah:
C=Cdn+M

Dengan menggantikan Cdn + M menjadi C, persamaan perbelanjaan agregat dapat dinyatakan dengan persamaan:
AE= C +I + G + X
Perekonomian akan mencapai keseimbangan , apabila penawaran agrergat sama dengan pengeluarn agregat. Dalam perekonomian terbuka keadaan kesimbangan tersebut adalah:
Y + M = C + I + G + X

Dari persamaan diatas dapat disimpulakan bahwa dalam perekonomian terbuka, keseimbangan pendapatan nasional dapat dicapai apabila:
Y= C + I + G + (X-M)

Keseimbangan menurut pendekatan penawaran agregat permintaan agregat. Dalam pendekatan suntikan=bocoran, keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apabila :
 S+ T + M = I + G + X

Syarat  keseimbangan ini dibuktikan dalam uraian berikut. Aliran pendapatan yang diwujudkan dari kegiatan memproduksi pendapatan nasional akan digunakan sebagai berikut:
1.    Membiayai pengeluaran konsumsi keatas barag buatan dalam negeri (Cdn) dan barang impor (M). Maka keseluruhan pengeluaran konsumsi adalah : C = Cdn + M
2.    Membayar pajak (T), yaitu pajak keuntungan perusahaan dan pajak pendapatan RT.
3.    Meyisihkan pendapatan untuk ditabung (S) di lembaga keuangan.

Ditinjau dari segi pendapatan, pendapatan nasional dapat dihitung dengan formula berikut:
Y = Cdn + M + S + T
Oleh karena C= Cdn + M , maka Y= C + S + T

Menurut pendekatan penawaran agregat-permintaan agregat keseimbangan dicapai pada keadaan dimana:
Y = C + I + G + (X-M)

Apabila Y digantikan : C + S + T, persamaan keseimbangan di atas dapat diganti menadi:
C + I + G (X-M) = C + S + T

Apabila masing-masing ruas dikurangi dengan C dan M dpindahkan ke ruas kanan, maka persamaan di atas dapat disederhnakan menjadi:
I + G + X = S + T + M

Terbukti dari uraian di atas bahwa syarat keseimbangan lain dalam perekonomian 4 sektor adalah:
I + G + X = S + T + M






Penentu Ekspor
Ekspor yang dilakukan suatu negara bergantung kepada faktor. Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkannya kenegara-negara lain apabila barang-barang tersebut diperlukn negara-negara lain dan mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut. Faktor yang lebih penting adalah keamampuan dari negara tersebut memproduksikan barang-barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri. Maksudnya mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yan dipejual belikan dalam pasaran luar negeri.

Penentu Impor
Besarnya impor yang dilakukan suatu negara-negara lain di tentukan oleh sampai di mana kesanggupan barang-barang yang diproduksi di negara-negara lain untuk bersaing dengan barang yang dihasilkan di negera lain.

Multiplier Dalam Perekonomian Terbuka
Nilai multiplier dalam perekonomian terbuka akan menadi kecil tersebut disebabkan dari multiplier 3 sektor. Multiplier yang semakin kecil tersebut disebabkan bahwa impor adalah proporsional nilainya dengan pendapatan nasional, sedangkan ekspor adalah bersifat pengeluaran otonom.

Tahap Multiplier
Prtambahan pendapatan nasional (∆Y)
Pertambahan Pajak (∆T)
Pertambahan Pendapatan Disposible     (∆Yd)
Pertambahan Konsumsi    
(∆Cdn)              (∆M)
Pertambahan Taungan (∆S)
I
II
III mu
Dst.
∆Y1=∆X=200
∆Y2=∆Cdn=100
∆Y3=∆Cdn=50
....................
40
20
10
.................
160
80
40
..................
100                    20
50                      10
25                        5
......                   ......    
40
20
10
................
Jumlah Total
∆Y=400
∆T=80
∆Yd=320
∆Cdn=200        ∆M=40
∆S=80

Contoh di atas menunjukkan multiplier dalam perekonomian terbuka adalah:
1
1-MPCdn

Multiple =

Dimana MPCdn  adalah kecondongan menggunakan marginal pendapatan nasional untuk perekonomian 4 sektor dan dapat dihitung dengan formula:
∆Cdn
∆Y

MPCdn = 


Dalam contoh menunjukkan multiplier =2, berarti kenaikan ekspor sebanyak Rp 200 milyar akan menambah pendapatan nasional sebanak Rp 400 milyar.

Perhitungan Secara Aljabar
Untuk menerangkan perhitungan multiplier secara aljabar digunakan permisalan sebagai berikut:
1.    Fungsi konsumsi C= a + b Yd
2.    Pajak proporsional T= tY
3.    Investasi perusahaan I= Io
4.    Pengluaran pemerintah G= Go
5.    Ekspor X= Xo
6.    Impor M= m Y

Berdasarkan kepada permisalan diatas, pendapatan nasional dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan:
Y = C + I + G + (X-M)
Y = a + bYd + Io + Go + Xo – mY
Y = a + b (Y-tY) + Io + Go + Xo – mY
Y – bY + (1-t) Y + mY = a + Io + Go + Xo
Y [ 1-b (1 – t) + m ] = a + Io + Go + Xo
1
(a + Io + Go + Xo)
1-b (1-t) + m

Y =

Seterusnya misalkan ekspor meningkat sebanyak ∆X, maka pendapatan nasional yang baru adalah :
1
(a + Io + Go + Xo + ∆Xo )
1-b (1-t) + m

Y1 = 


Dengan perhitungan tersebut dapat ditentukan efek pertambahan ekspor kepada pendapatan nasional, yaitu:

1
(∆X)
1-b (1-t) + m
Y1          = 
1
(∆X)
1-b (1-t) + m

∆Y = Y1 – Y =




Multiplier adalah nisbah pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluarn agregat. Dengan demikian multiplier dalam perekonomian terbuka bagi  sistem pajak proporsional adalah:
∆Y
∆X
1
1-b (1-t) + m
=
 

Mtp =  
∆Y
∆X
1
1- b + bt + m
=
 

Mtp =

Dimana :   b = kecondongan mengkonsumsi marginal
  t = tingkat (%) pajak
m = tingkat (%) impor
contoh:
b = 0,75
t = 0,20
m = 0.10
dengan demikian nilai multiplier adalah:
1
1-0,75 + 0,75(0,2) + 0,1

Mtp =
1
1-0,75+0,15+0,1

=  

1
0,5
=

=          2,0

1 komentar: